Penerbit Azka Gemilang

Azka Gemilang

APA YANG MENJADI DOANYA YA, SAYANG?

 

Saban pagi hujan selalu menyapa sebelum mentari, Sayang

Betapa petrikor tak muncul pada tanah berdindingkan rumput teki

Hingga doa-doa yang selalu kau tancapkan

Bersama ode penuh simpati

Menyemai hingga sanubari

 

Tetangga kita yang petani, meski berpancaran air di wajahnya

Keringat mencari jalan

Tak peduli ia pada hujan, Sayang

Baginya, hujan tetaplah hujan

Ladang mesti diolah pagi dan petang

Apa yang menjadi doanya ya, Sayang?

 

Ia tekun menggemburkan tanah peraduan

Memupuk ribuan doa pengharapan

Pada kekasih hati di penantian

Aku jadi teringat Sujiwo Tejo,  Sayang

Tahukah kamu orang yang paling tak berperasaan? Katanya

Dia yang jauh dari kekasih di saat hujan,

tapi tak menghasilkan puisi.

Agh, aku berharap saban pagi menjadi selipan doa, Sayang

Bukan puisi

Sampai mati.

 

Kisaran, 21-11-2020.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *