Tulisan-tulisan dalam buku ini merupakan hasil membaca baik secara tekstual dan konteksual diolah sedemikian rupa dalam bentuk tertulis. Para guru telah mengaplikasi literasi baca tulis dalam keseharian. Setiap lembar adalah hasil dari kemampuan literasi para guru yang menerima tantangan menulis 30 hari tiada henti dengan penuh kebahagiaan. Bahagia menulis meski tertekan, target-target wajib terselesaikan.
Literasi yang disebut dasar oleh Kemdikbud meliputi literasi baca tulis, numerasi, sains, finansial, digital, budaya dan kewargaan. Program ini tentu saja sasaran pertamanya adalah guru. Melalui guru, literasi dapat digalakkan sehingga tak hanya menjadi sebagai simbol ‘penggerak literasi’ tapi contoh ilmuwan bagi anak didik, penggerak pembelajaran, transfer ilmu, dan penguatan karakter. Bagi guru, ke enam dasar kemampuan literasi ini harus diterapkan secara bersamaan. Pasalnya dalam kondisi apapun, gurulah yang menjadi pelaku utama untuk melakukan pergerakan ini.
Bertitik tolak dari alasan di atas, komunitas Guru Literat (GuLi) yang digagas tanggal 8 Agustus 2019 ini menjadi wadah untuk bersilaturrahim para guru agar memiliki kegiatan sosial di bidang literasi. Salah satunya adalah literasi baca tulis. Menggunakan media sosial Facebook, gerakan ini telah menjaring seribuan lebih guru dari berbagai kota di Indonesia. Sebagai apresiasi dari tulisan-tulisan indah tersebut, maka hadirlah buku ini di tangan pembaca. Tentu saja, melalui proses panjang dan kebat-kebit perjuangan. Sepantasnyalah selaku penyelia dari komunitas ini menancapkan benih terimakasih. Berdoa berbuah menjadi inspirasi tak bertepi dari setiap karya para guru literat.